Oogenesis adalah - Pak Dosen
Memang cukup menarik bila kita membahas mengenai Oogenesis adalah terlebih untuk Anda yang saat ini memang sedang mencarinya. Seperti yang tertulis pada judul kita akan membahas tentang "Oogenesis adalah" secara lengkap, mulai dari awal hingga akhir dan kami menyusunnya sedemikian rupa supaya para pembaca dapat dengan mudah memahaminya. Baiklah yuk langsung disimak saja.
Uraian Lengkap Oogenesis adalah
Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Oogenesis? Mungkin anda pernah mendengar kata Oogenesis? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, tahapan, proses dan faktornya. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Oogenesis
Oogenesis ialah proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Oogenesis dimulai dengan pembentukkan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia. Terjadi dalam organ reproduksi betina yaitu ovarium.
Mekanisme oogenesis sangat berbeda dengan spermatogenesis, walaupun memiliki persamaan dalam proses meiosis. Diantara kelahiran dan masa pubertas, sel-sel telur dalam hal ini oosit membesar dan folikel disekitarnya tumbuh. Selanjutnya oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki profase meiosis I dan tidak berkembang lebih lanjut jika tidak diaktifkan oleh hormon FSH (Follicle stimulating hormone).
Ciri-Ciri Oogenesis
Adapun ciri-ciri Oogenesis anatara lain sebagai berikut:
- Terjadi pada betina
- Oogenesis berfungsi sebagai pembentukan dan perkembangan ovum (Sel telur)
- Oogenesis terjadi di ovarium
- Menghasilkan 1 sel fungsional
- Meiosisnya terjadi secara asimetris
- Proses pembentukan satu bulan sekali
- Ukuran sel lebih besar dari sel sperma
- Oogenesis dimulai sebelum anak perempuan lahir.
- Oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu.
- Ketika seorang wanita memasuki masa pubertas, oosit primer melakukan pembelahan meiosis I menghasilkan oosit sekunder dan badan polar kecil.
- Dipengaruhi oleh hormon FSH, hormon estrogen, hormon LH, dan hormon progresteron.
- Pembelahan meiosis II menghasilkan ovum dan badan polar kecil lainnya.
- Di dalam ovarium, masing-masing oosit primer berkembang di dalam sebuah folikel.
- Setiap 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium.
- Dalam proses ovulasi, folikel pecah dan membebaskan sebuah oosit sekunder, dimana jaringan folikuler sisanya berkembang menjadi korpus luteum yang mengalami disintegrasi ketika fertilisasi tidak terjadi.
- Selama pembelahan meiosis II, oosit sekunder bersifat haploid dengan 23 kromosom dan disebut dengan ootid.
Fungsi Oogenesis
Pada Umumnya Oogenesis berfungsi untuk melakukan pembentukan ovum(sel telur) sebagai sel kelamin pada perempuan. Dan untuk memastikan sel kromosom tersebut berada dalam lingkungan yang tepat sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan oleh sel sperma. Komponen yang terdapat didalam ovum juga dapat menjadi nutrisi bagi perkembangan dan pertumbuhan embrio di dalam rahim sampai akhirnya fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
Tahapan-Tahapan Oogenesis
Berikut ini terdapat beberapa tahapan-tahapan oogenesis, yakni sebagai berikut:
1. Proliferasi (Perbanyakan)
Tahap perbanyakan belangsung secara berulang-ulang. Gametogonium membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Sel benih primordial berdiferensiasi menjadi oogonium, lalu mengalami proliferasi untuk membentuk oosit primer, siap memasuki periode tumbuh. Padamamalia masa proliferasi terjadi dalam kandungan induk.
2. Pertumbuhan
Pada pertumbuhan, oogonium akan tumbuh membesar menjadi oogonium I. Pertumbuhan sangat memegang peranan penting, karena sebagian besar dari substansi telur digunakan dalam perkembangan selanjutnya. Diferensiasi juga terdapat pada periode tumbuh.
3. Pematangan
Pada proses ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi fase pertumbuhan, oogonium I mengalami tahap pematangan, yang berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I terbentuk oogonium II dan akhir meiosis II terbentuk ootid.
4. Perubahan Bentuk
Ootid dalam fase terkhir akan mengalami perubahan bentuk (transformasi)menjadi gamet. Pada mamalia, selesai meiosis I pada betina, terbentuk oosit II dan satu polosit. Polosit jauh lebih kecil dari oosit, karena sitoplasma sedikit sekali. Akhir dari meiosis II akan terbentuk satu ootid dan satu polosit II. Sementara itu polosit I membelah pula menjadi dua, tapi jarang terjadi karena berdegenerasi lebih awal. Tiga polosit tersebut akan berdegenerasi lalu diserap kembali oleh tubuh. Jadi pada betina oosit tumbuh menjadi 1 ovum.
Proses Terjadinya Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer. Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berumur 5 bulan dalam kandungan.
Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut adalam keadaan istirahat (dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta oosir primer. Saat mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya.
Sel oosit pertama merupakan oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).
Faktor yang Mempengaruhi Oogenesis
Berikut ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi oogenesis, yakni sebagai berikut:
-
Hormon Follicle Stimulating Hormone
Berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi (proses pengeluaran sel telur atau ovum).
Hormon Luteinizing Hormone
Berfungsi sebagai merangsang ovulasi (proses pengeluaran sel telur).
-
Hormon Estrogen
Berfungsi untuk membantu pematangan folikel dan merangsang pertumbuhan alat kelamin sekunder.
-
Hormon Progesteron
Berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium yang berperan dalam peluruhan ovum (menstruasi).
Demikian Penjelasan Materi Tentang Oogenesis: Pengertian, Tahapan, Proses dan Faktornya
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi
The post Oogenesis adalah first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment